Memahami perilaku konsumen sangat penting bagi pengusaha bisnis laundry. Pemahaman bagaimana dan mengapa konsumen melakukan keputusan untuk menggunakan layanan laundry dapat membantu kamu untuk menyusun strategi marketing dan mengambil keputusan yang tepat.
Jadi, bagaimanakah cara memahami dan menganalisis perilaku konsumen yang bisa kamu terapkan dalam usaha laundry? Coba simak poin-poin berikut!
Dewasa ini, persaingan di industri layanan cuci pakaian semakin ketat, terutama dalam memperebutkan pangsa pasar. Maka dari itu, pebisnis laundry dituntut untuk memahami perilaku konsumen berdasarkan segmentasi pasar guna mengkonsentrasikan pemasaran layanannya. Berikut ini cara-cara yang bisa kamu ikuti:

  • Mengidentifikasi Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen.
    Menurut Philip Kotler, ada beberapa faktor yang perlu kamu pertimbangkan dalam memahami perilaku konsumen. Di antaranya faktor yang berkaitan dengan psikologis pelanggan, layanan, pemasaran, dan demografi lingkungan.
    Masing-masing faktor tersebut memberi dampak yang berbeda pada tiap konsumen yang menggunakan jasalaundry. Untuk dapat mengidentifikasi faktor-faktor tersebut, kamu perlu mencari tahu siapa dan seperti apa karakter konsumen kamu. Mulai dari jenis kelamin, umur, pekerjaan, status ekonomi, gaya hidup, maupun pendidikan.
    Berikut ini beberapa contohnya:
    • 10% konsumen potensial berusia dewasa muda (17–19 tahun) dengan latar pendidikan pelajar SMA dan mahasiswa yang belum memiliki penghasilan secara mandiri.
    • 25% konsumen potensial berusia dewasa madya (40–49 tahun) berasal dari kalangan ibu-ibu yang memiliki anak-anak dengan penghasilan kurang dari Rp2.000.000,00 per bulan.
    • 30% konsumen potensial berasal dari kalangan pekerja kantoran yang tinggal di kos atau kontrakan berusia (22–30 tahun) dengan penghasilan kurang dari Rp5.000.000,00 per bulan.
    • 20% konsumen potensial merupakan pasangan muda yang belum memiliki anak dan masing-masing harus bekerja, sehingga tidak cukup waktu untuk mencuci pakaian sendiri.
    • 15% konsumen potensial berasal dari kalangan lansia berusia lebih 65 tahun dengan sumber pendapatan dari dana pensiun dan harus mengurus 3 cucu yang dititipkan sementara orang tuanya bekerja.

  • Pahami Kebutuhan dan Masalah yang Dialami Konsumen
    Setelah mengidentifikasi faktor-faktor di atas, kamu juga perlu memahami kebutuhan dan masalah yang mereka alami. Dengan demikian, kamu bisa menginformasikan kepada mereka tentang bisnislaundrykamu yang hadir sebagai solusi untuk mempermudah urusan mencuci pakaian.
    Apalagi belakangan ini sejak ada pandemi Covid-19, lonjakan permintaan jasal aundry rata-rata meningkat drastis. Fenomena ini menjadi keuntungan tersendiri, baik itu bagi pengusaha maupun masyarakat itu sendiri.
    Masyarakat sekarang ini lebih suka memanfaatkan jasa laundry sebagai tempat untuk mencuci pakaian, lantaran merasa bahwa mencuci sendiri terasa lebih berat dan menyita waktu. Daritren ini, kamu bisa menyesuaikan bisnis laundry kamu dengan kebutuhan dan masalah yang dialami konsumen agar pelayanan yang diberikan lebih tepat guna.
    Sebagai contoh, dari identifikasi segmen pasar bisnis laundry di atas, kamu bisa mengetahui bahwa:
    • Untuk konsumen pelajar dan mahasiswa yang tinggal di kos cenderung membutuhkan harga jasa laundry yang terjangkau dan layanan tambahan, seperti cuci tas, jaket, dan sebagainya.
    • Konsumen pekerja kantoran cenderung membutuhkan pilihan parfum laundry yang lebih variatif.
    • Sedangkan untuk konsumen ibu-ibu dan pasangan muda biasanya membutuhkan layanan cuci sprei, karpet, bahkan cuci pakaian bayi dengan deterjen khusus yang lebih aman.
    • Untuk konsumen lansia, kamu bisa menyediakan layanan antar jemput pakaian.

  • Pahami Persepsi Konsumen Terhadap Layanan Laundry Kamu
    Langkah selanjutnya, kamu perlu memahami bagaimana persepsi dan opini konsumen terhadap layanan yang kamu tawarkan dalam bisnis laundry. Salah satu cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengadakan survei online (untuk konsumen yang melek teknologi) atau wawancara langsung (untuk konsumen yang kurang paham teknologi).
    Dari situ, kamu bisa memperoleh feedback maupun insight untuk dianalisis lebih lanjut. Tanyakan kepada konsumen tentang pengalaman mereka menggunakan jasa laundry kamu dan apa saja keluhan yang mereka rasakan.
    Dengan begitu, kamu bisa lebih menyesuaikan layanan laundry dan mengkomunikasikannya kepada konsumen dengan cara yang lebih efektif. Ada beberapa rekomendasi tools yang bisa kamu gunakan, di antaranya Google Form, Survey Monkey, atau polling di medsos.

  • Cari Tahu Jenis Konten atau Informasi yang Disukai Konsumen
    Setelah memahami persepsi konsumen tentang layanan laundry kamu, selanjutnya cari tahu tentang jenis informasi atau konten apa yang banyak disukai. Sebagai contoh, kamu bisa menggunakan konten before-after seperti yang dilakukan oleh MiM Laundry Kediri.
    Bisa juga dengan menyediakan konten testimoni, jenis layanan, atau konten promo seperti bisnis Snow Laundry & Dry Clean. Dengan begitu, konsumen bisa mengetahui gambaran kualitas layananlaundrykamu dan lebih yakin untuk menggunakan jasa kamu.

  • Analisa Pengambilan Keputusan Konsumen Terhadap Layananmu
    Cara terakhir yang bisa kamu lakukan untuk memahami perilaku konsumen dalam bisnis laundry adalah menempatkan dirimu dari sudut pandang konsumen. Bayangkan jika dirimu adalah konsumen, apa yang mendorong kamu akhirnya memutuskan untuk menggunakan suatu jasa laundry tertentu.
    Misalnya, konsumen mengetahui informasi dari tetangga, keluarga, maupun rekan kerja dan direkomendasikan untuk menggunakan layanan laundry kamu. Selain itu, bisa juga konsumen mengakses website kamu dan menemukan jenis layanan laundry yang mereka cari dan tidak ada di tempat lain.

Analisa ini bisa kamu lakukan dengan mengecek data konsumen bisnis kamu atau menggunakan survei. Lakukan analisa ini setidaknya satu atau dua kali dalam setahun, agar kamu bisa meng-upgrade layanan laundry sesuai dengan data dan kondisi di lapangan.