Deterjen merupakan bahan pembersih yang digunakan secara luas di seluruh dunia untuk membersihkan pakaian, perabotan rumah tangga, dan permukaan lainnya. Deterjen modern memiliki berbagai macam formula dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan pembersihan. Namun, tahukah Anda sejarah awal mula deterjen?

Sejarah Awal Mula Deterjen
Sejarah deterjen dapat ditelusuri kembali ke zaman kuno ketika orang menggunakan abu kayu dan lumpur untuk membersihkan pakaian. Di Mesir Kuno, orang menggunakan larutan air dan minyak, serta deterjen alami seperti sabun. Sabun pertama kali ditemukan oleh orang Mesir pada sekitar 2800 SM.

Pada abad ke-18, sabun mulai diproduksi secara massal dan digunakan secara luas di seluruh dunia. Namun, sabun memiliki kelemahan karena tidak dapat membentuk busa yang cukup dan dapat meninggalkan residu pada pakaian.

Pada tahun 1915, deterjen sintetis pertama kali ditemukan oleh ahli kimia asal Jerman, Fritz Gunther. Deterjen sintetis ini disebut sebagai "Alkalde" dan terbuat dari bahan dasar minyak bumi dan sulfur. Namun, Alkalde tidak sukses di pasaran karena sulit ditemukan dan memiliki efek samping yang berbahaya bagi lingkungan.

Pada tahun 1930-an, deterjen sintetis pertama kali diproduksi secara massal oleh perusahaan Amerika Serikat, Procter & Gamble. Deterjen ini disebut sebagai "Dreft" dan sangat efektif dalam membersihkan pakaian. Kemudian pada tahun 1946, perusahaan Amerika Serikat, Lever Brothers, mengeluarkan deterjen sintetis pertama yang dapat menghasilkan busa yang cukup, yaitu "Surf".

Pada tahun 1950-an, deterjen cair pertama kali diperkenalkan oleh perusahaan Amerika Serikat, Procter & Gamble. Deterjen cair ini dikenal sebagai "Wisk" dan menjadi sangat populer di pasaran. Kemudian pada tahun 1965, deterjen cair pertama yang dapat digunakan di mesin cuci otomatis diperkenalkan oleh perusahaan Amerika Serikat, Unilever.

Kesimpulan
Deterjen telah menjadi bahan pembersih yang sangat penting dan digunakan secara luas di seluruh dunia. Sejak zaman kuno, manusia telah menggunakan bahan alami seperti abu kayu dan sabun untuk membersihkan pakaian. Kemudian, deterjen sintetis pertama kali ditemukan pada tahun 1915 oleh ahli kimia asal Jerman, Fritz Gunther. Dari waktu ke waktu, deterjen mengalami berbagai inovasi dan perkembangan teknologi yang semakin meningkatkan efektivitasnya dalam membersihkan pakaian dan permukaan lainnya. Saat ini, terdapat berbagai jenis deterjen yang tersedia di pasaran, dari deterjen cair hingga deterjen bubuk, dan masing-masing memiliki formula yang berbeda untuk berbagai keperluan pembersihan.