Permasalahan yang sering terjadi di lingkungan bisnis laundry, yaitu permasalahan teknis maupun non teknis. Masalah teknis tentu selalu dihadapi setiap hari kegiatan usaha laundry. Misalnya pakaian tertukar, luntur dan masalah lainnya. Namun ada persoalan non teknis yang lingkupnya leih luas dan serius yang langkah penyelesaiannya pun memerlukan cara serius dan konsisten pula.
Berikut beberapa masalah umum dan solusinya dalam bisnis laundry kiloan:

  • Masalah Kompetitor Bisnis Laundry.
    Wajib dipahami bahwa setiap ada peluang bisnis yang menjanjikan profit, tentu di situ akan timbul persaingan yang ketat. Begitu juga dengan bisnis laundry, tidak hanya para pelaku usaha kecil, kini banyak juga perusahaan yang terjun untuk menggarap ladang bisnis yang satu ini. Masalah kompetitor semacam ini sudah menjadi hal lama, namun wajib untuk dicarikan solusinya.
    Solusinya adalah kita harus memandang adanya kompetitor dari sisi positif. Selain bisa menggenjot semangat untuk terus berinovasi lebih baik, tak jarang pula kita bisa mencontek strategi bisnis dari kompetitor yang memang telah sukses terlebih dahulu. Kita bisa melakukan analisa, untuk menjalankan teknik serupa agar bisa menyusul ketertinggalan.
  • Ekspektasi Tinggi Konsumen.
    Dengan semakin banyaknya pihak yang membuka jasa laundry, tentu mereka juga semakin memiliki pilihan untuk menentukan jasa laundry mana yang terbaik. Dari sini, kembali inovasi menjadi harga mati untuk bisa menarik minat konsumen. Tidak hanya dari sisi harga mereka juga ingin baju yang mereka titipkan bisa selesai dalam waktu singkat.
    Ekspektasi tinggi dari para konsumen seperti inilah yang terkadang menjadi kendala dari usaha laundry. Oleh karena itu sebagai solusi, coba tawarkan paket express yang bisa mengerjakan pakaian pelanggan dalam waktu kurang dari 1 hari. Paket semacam ini semakin banyak diburu, meski dibandrol dengan harga lumayan tinggi. Yang terpenting tetap utamakan kualitas dari layanan yang kita berikan.
  • Semakin Banyaknya Pemilik Mesin Cuci.
    Pada kenyataannya saat ini mesin cuci bukan lagi menjadi barang mewah yang sulit untuk dimiliki masyarakat. Tidak hanya di kalangan menengah, mereka yang ada di ekonomi pas-pasan sekalipun sudah umum memiliki mesin cuci sendiri. Ini juga menjadi kendala bagi bisnis laundry kita.
    Namun solusi yang bisa diambil sebenarnya cukup simpel, yakni pemilihan tempat usaha serta variasi layanan. Memang benar banyak orang yang memiliki mesin cuci, tapi umumnya mereka kebanyakan tinggal di daerah perumahan. Oleh karena itu kita bisa memilih lokasi yang lebih potensial seperti dekat dengan kos-kosan ataupun kontrakan dari pekerja kantoran. Lokasi semacam ini dinilai lebih baik karena banyak orang yang tidak punya waktu untuk mencuci pakaiannya sendiri.
    Selain itu, coba sediakan pula variasi layanan seperti jasa setrika. Memang kebanyakan orang bisa mencuci sendiri, namun untuk menyetrika terkadang dibutuhkan waktu yang cukup lama dan hasilnya pun belum tentu memuaskan. Oleh karena itu, tawarkan jasa setrika yang memastikan pakaian konsumen licin dan harum dalam sekejap.
  • Masalah Limbah Usaha.
    Menjalankan bisnis laundry, tentu membutuhkan jumlah pasokan air yang cukup. Selain itu dari proses pencucian, pasti akan banyak air bekas cucian yang dibuang. Tak jarang ini menjadi masalah, terutama jika kita menjalankan usaha di lokasi padat penduduk.
    Untuk menghindari komplain dari masyarakat, pertama-tama akan lebih baik jika kita memilih lokasi yang tepat. Namun jika sudah terlanjur membuka usaha di lokasi padat penduduk, upayakan untuk menampung air bekas cucian dan membuat saluran yang bisa memastikan bahwa air bekas tersebut langsung terbuang lewat saluran pembuangan. Fungsi penampungan air limbah adalah untuk mengurangi kemungkinan dampak lingkungan jika dibanding dengan pembuangan secara langsung.
  • Biaya Perawatan.
    Adakalanya mesin mengalami kerusakan. Dan melakukan perbaikan untuk mesin cuci tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit juga.
    Oleh karena itu sebagai langkah antisipatif, akan lebih baik jika kita berinvestasi membeli mesin cuci dengan kualitas yang lebih baik. Pada awalnya memang dibutuhkan modal yang lebih besar, namun keuntungan bisa kita dapatkan lewat penghematan biaya perawatan.
  • Margin Bisnis Laundry Terlalu Tipis.
    Untuk sekedar menjalankan usaha, perlu diikuti mencari solusi dari setiap persoalan ketika usaha sudah berlangsung.
    Bisnis laundry dengan modal nekat ini hanya mengandalkan tenaga manusia. Perlahan jika, bisnis laundry berkembang tentu memerlukan tenaga manusia lebih banyak atau mesin lebih banyak.
    Baik tenaga maupun mesin memerlukan dana operasional. Jika pengeluaran operasional tidak seimbang dengan pemasukkan, itu artinya usaha tidak sehat.
    Pemasukkan dari jasa laundry minim, ini sering kali terjadi akibat terlalu murahnya menjatuhkan harga layanan laundry. Apalagi di tengah persaingan bisnis, membuat para pengusaha tidak berfikir banyak menurunkan harga cuci.
    Dampaknya, meskipun order menumpuk keuntungan kecil karena biaya operasional termasuk honor pekerja tidak seimbang.
    Salah satu solusinya, muktahirkan perlengkapan laundry. Jika ingin produksi lebih banyak, perlu dipikirkan mesin produksi lebih besar namun efisien biaya.
  • Keluar Masuk Karyawan.
    Permasalahan Sumver Daya Manusia (SDM) memang bukan dimonopoli usaha jasa laundry. Hampir di semua bidang usaha termasuk penjualan 9sales0, SDM kerapkali menjadi kendala
    Keluar masuk karyawan, bukan saja membuat usaha lesu tetapi manajeman akan disibukkan dengan rekrutmen karyawan dan tidak bisa fokus pada pengembangan usaha.
    Salah satu faktor keluar masuk karyawan, besar kecilnya upah, atau kenyamanan suasana kerja.
  • Bisnis Laundry Terlalu Mudah Ditiru.
    Pekerjaan di laundry pada prinsipnya tidak beda dengan pekerjaan cuci mencuci di rumah tangga. Siapapun mungkin pernah mencuci. Meskipun secara kasat mata usaha laundry kita mudah ditiru tetapi prinsip-prinsup dasar usaha tetap terjaga dan usaha kita tetap berjalan.

Untuk mengatasi masalah-masalah ini, penting untuk menjaga kualitas layanan, memantau biaya operasional, memperhatikan tren pasar, berinovasi, dan terus beradaptasi dengan kebutuhan pelanggan. Juga, membangun hubungan baik dengan pelanggan dan membangun kepercayaan dapat membantu mempertahankan bisnis Anda di tengah persaingan yang ketat.